Amarahmu adalah takdirku,
berwarna merah darah kebencian,
dan anyir seperti luka yang membusuk,
Ragaku adalah penampungan makimu,
maka kecuplah keheningan malam ini,dan kau jilati pekatnya,
Agar jiwamu tersadar,
bahwa akulah kebencianmu yang abadi,
Aku tak mampu taklukan emsimu,
tapi aku mampu kalahkan sadarmu,
Kau dapat menamparku dengan berangmu,
tapi kau takan mampu kalahkan rasaku,
Kau sebongkah emosi yang mendalam,
dendammu adalah karang yang karam,
Aku adalah samudera yang berang,
yang perlahan mengikis karang-karang hatimu,
Kebencianmu akanku bekukan hari-harimu,
Tapi aku memang amarahmu,
jadi bungkam hatimu, karena aku memang kebencianmu.
Jumat, 02 April 2010
Langganan:
Postingan (Atom)