Ini Tentang Kita

Seumpama kata tak lagi bermakna, datanglah dengan hanya tersenyum, karena itu lebih baik dari pada kau membukit salju.

Laman

Kamis, 25 Maret 2010

Boneka

Kumal membekal dalam akal,
lentik bulu mata cantik membusik,
jemari lentik putik-putik menitik,
gincu polemik tak tertarik meringkik,

Kunina bobokan jejak pengantin,
dengan gaun putih namun tak suci,
mas kawin janji bekal kelamin berpilin,
desah basah malam pertama,

Ah...!! aku merentah tak lagi pasrah,
kau membebat erat bathin terdoktrin,
Permainkan saja aku sang boneka kumuh becawan bambu,
seperti jalangkung mengundang iblis gagahi peri,

Dua mata pisau menghujam kelam,
perisai jiwa pecah terbelah,
rindu nafsu penuh peluh,
meniduri raga bathin tak rasa,

Hiasi noktah merah ini dengan rindu,
bukan dengan nafsu kelabu diranjang bambu,
Anggunkan akad yg terikat dengan akal sehat,
bukan dengan urat-urat saraf yang kualat,

Aku boneka kayu pinus berhidung panjang,
tanpa gepeto miskin yg tak pernah kawin,
Kau peri biru bermata satu,
atau dajal bergaun bidadari yg mencengkeram mati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar